MATARAM – Program Beasiswa NTB menjadi unggulan pada masa pemerintahan H. Dr. Zulkieflimansyah M.Sc – Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah M.Pd (Zul-Rohmi). Namun program beasiswa ini terhenti sejak berakhirnya pemerintahan tersebut pada Tahun 2023 lalu. Sejak saat itu hingga sekarang tidak ada lagi seleksi untuk S2 dan S3 ke luar negeri seperti pada periode Bang Zul.
Tentu banyak yang menyayangkan, mengingat program beasiswa ini sangat dibutuhkan bagi putra-putri NTB yang bermimpi kuliah di dalam dan luar negeri. Banyak yang berharap program ini kembali berlanjut. Tentunya dengan kembali terpilihnya Dr. Zulkieflimansyah menjadi Gubernur periode 2024-2029.
Salah satu yang merasakan manfaat keberadaan beasiswa ini adalah Gandys Marisha Utami. Gadis asal Kecamatan Empang Kabupaten Sumbawa ini, merupakan awardee Beasiswa NTB batch 1 Malaysia. Dia tak pernah membayangkan bisa kuliah di luar negeri. Sebab secara normal, ekonominya tak mampu untuk meraih mimpi tersebut.
Namun Bang Zul—sapaan Gubernur periode 2018-2023 ini, membuka jalan dengan menginisiasi Program Beasiswa NTB dengan mengirim anak-anak NTB sekolah di luar negeri.
“Saya bersyukur kepada Allah. Alhamdulillah, Allah titipkan rezeki melalui Bang Zul untuk saya bisa berkuliah lagi. Bahkan di luar negeri. Tepatnya, Negeri Jiran Malaysia,” ucap Gandhys kepada media ini, Jumat (13/9).
Ia mengaku bahagia saat diumumkan menjadi salah satu penerima beasiswa tersebut. Tak kalah bahagia orang tuanya saat mendapat kabar gembira ini. “Saya ingat betul, saat saya mengabari orang tua saya kalau saya lulus beasiswa ini. Ibu saya lebih bahagia, sampai menangis tak bisa berkata-kata,” ujarnya haru.
Mungkin terdengar klasik, bahagia karena lulus beasiswa. Tapi tidak sedikit dari anak-anak NTB termasuk dirinya takut untuk merencanakan kuliah karena biaya, tidak memiliki koneksi dan pemahaman. Dengan hadirnya Beasiswa NTB, tidak hanya soal membayar biaya kuliah, jauh lebih penting adalah mempersiapkan skill putra putri NTB untuk bisa bersaing di luar negeri.
“Saya tidak pernah membayangkan sebelumnya, ada seseorang yang mau dengan sangat mudah memberikan peluang dan membuka mimpi anak-anak NTB. Karena ribuan sudah yang merasakan program ini. Artinya ribuan penerima dan ribuan keluarga penerima, merasakan kebahagiaan atas hadirnya program ini,” katanya.
Menurutnya, program ini memberikan multiplier efek yang luar biasa. Dengan kuliah di luar negeri mereka akan menjadi individu yang bertanggung jawab setidaknya dengan diri sndiri. Karena selama berkuliah, mereka ditempa banyak ujian sebagai anak rantau. Selain itu dipertemukan dengan banyak foreigner yang tentunya dapat membuka jaringan selanjutnya.
“Jadi efek dari program ini bukan hanya kuliah doang terus pulang. Dari hal ini, kita sebagai alumni pasti merasa bertanggung jawab untuk kemajuan daerah, sebagaimana yang saat ini tengah yang lakukan berkontribusi untuk daerah sendiri, saya mau daerah saya maju seperti tempat saya berkuliah dulu, di Malaysia,” bebernya.
Lebih jauh disampaikan Gandhys, Beasiswa NTB adalah investasi masa depan. Tidak semua orang mau melakukan atau berinvestasi di bidang ini karena hasilnya lama.
“Investasi SDM dampaknya gak instans, tapi membantu putra-putra NTB meraih mimpi, membuka rejeki kepada mereka untuk bisa mengepakkan sayap. Menurut saya bukan hanya sekedar investasi, tetapi juga bentuk pendampingan dan kepedulian “orang tua” dalam hal ini kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Investasi SDM perlu dari sekarang, karena kalau tidak kita mulai, kita tidak akan melihat hasil di masa depan,” imbuhnya.
Selain itu beasiswa NTB adalah inovasi yang sifatnya continue. Program-program unggulan yang dimiliki Bang Zul kaitannya dengan penciptaan dan pengembangan inovasi. Karena menurutnya tidak cukup dalam hitungan 4-5 tahun, semua perlu keberlanjutan. “Kami memerlukan keberpihakan pemimpin terhadap pendidikan, dan mimpi putra-putri NTB,” ucapnya. (PS)