iklan
Desa  

Pasca Makan Korban, Lokasi Tambang Emas di Desa Gapit Bakal Ditutup

SUMBAWA – Pemerintah Desa Gapit, Kecamatan Empang, akan menutup lokasi tambang di Pelempat Lenyeng. Selain telah memakan korban, keberadaan tambang emas itu juga ilegal.

”Sebaiknya ditutup saja, nda usah ada lagi itu (tambang emas),” kata Kepala Desa Gapit, Aman Muslimin, saat ditemui di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sumbawa, Kamis (07/10).

Rencana penutupan itu menurutnya, akan dikoordinasikan dengan pemerintah kecamatan dan kepolisian. Tidak hanya tambang Pelempat Lenyeng, tapi juga lubang tambang lain yang ada wilayah Desa Gapit, juga ditutup.

”Kalau di lokasi itu (Pelempat Lenyeng) hanya satu lubang saja. Tapi informasinya ada juga di tempat lain. Kita akan tutup semua,” imbuhnya.

Kades mengaku, bahwa pihaknya tidak mengetahui keberadaan tambang rakyat Pelempat Lenyeng sebelumnya. Baru diketahui setelah menelan korban.

“Coba nda ada kejadian itu, kita tidak tau kalau ada masyarakat yang menambang di sana. Kalau tau, tetap kita ingatkan. Minimal kita menghimbau kepada masyarakat, jangan cari resiko,” ujarnya.

Baca Juga:  Resmi Miliki 9 Dusun, Desa Labuhan Sumbawa Siap Dimekarkan 

Diberitakan sebelumnya, empat penambang emas ditemukan tewas di lumbang tambang di Desa Gapit Kecamatan Empang, Selasa (05/10/) lalu.

Korban meninggal diduga kehabisan oksigen, setelah terjebak selama 4 hari pada kedalaman 17 meter. Proses evakuasi baru bisa dilakukan pada Rabu (06/10).

Proses evakuasi berlangsung sekitar dua jam. Mulai pukul 14.00 hingga pukul 16.00 Wita. Dalam proses evakuasi, tim dibantu warga setempat.

Setelah berhasil dievakuasi, korban langsung dibawa ke Puskesmas Empang, untuk diidentifikasi.

Keempat korban diketahui bernama M. Ridwan (29), M. Robi Rafi’i (21), M. Said (33). Ketiganya adalah warga Desa Gapit Kecamatan Empang. Satu lainnya adalah pria 33 tahun, Silet (Nama panggilan), asal Desa Kakiang Kecamatan Moyo Hilir.

Baca Juga:  Kades Cup Batu Bulan, 64 Club Bersaing Rebut Total Hadiah 22 Juta   

Pada pukul 16.30 Wita, kempat korban diantarkan ke rumah duka untuk diserahkan kepada keluarga masing-masing. Pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi. Mereka menerima peristiwa ini murni sebagai musibah.

Dilihat dari kondisi jenasah, pihak BNPB Sumbawa, menduga korban telah meninggal sejak Sabtu, 2 Oktober 2021 lalu. (PS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *