SUMBAWA – Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), mulai diterapkan tahun ini di jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD). ANBK merupakan asesmen yang menggunakan komputer secara online, semi online maupun off line sebagai media untuk menampilkan dan menjawab soal. ”Ini tahun pertama menggunakan ANBK. Karena kebijakannya baru tahun ini dikeluarkan,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa, melalui Kasi Kurikulum dan Peserta Didik Bidang Pembinaan SD, Mukhlis, S.Pd.
ANBK SD gelombang pertama akan digelar 8-11 November 2021. Dilanjut dengan gelombang kedua pada 15-18 November 2021. Berbagai persiapan dilakukan sebelum pelaksanaan ANBK. Mulai dari simulasi hingga pelatihan bagi para proktor.
Simulasi ANBK tahap pertama telah digelar pada awal September 2021 lalu. Namun, jumlah sekolah yang ikut pada simulasi pertama masih terbatas, ditambah lagi dengan kesiapan proktor yang belum maksimal.
Proktor adalah petugas yang menangani aspek teknis pada pelaksanaan ANBK. Mulai dari instalasi aplikasi, melakukan login ke laman ANBK untuk pengelolaan data peserta, hingga memastikan peserta ANBK adalah peserta terdaftar.
Sementara simulasi kedua rencana digelar pada 18 Oktober 2021. Pada simulasi tahap ini akan melibatkan semua sekolah, dengan proktor terlatih 96 orang. ”Nanti pada simulasi tahap kedua, semua sekolah ikut. Proktor kita juga sudah diberikan pelatihan. Total proktor kita 132 orang, yang terlatih 96 orang,” terang Mukhlis.
Terkait hal itu, Dinas Dikbud Kabupaten Sumbawa, saat sini sedang melakukan pembenahan. Terutama kaitan dengan kesiapan IT. Bagi wilayah dengan kondisi sinyal stabil, kata dia, akan diarahkan menggunakan ANBK sistem online.
Sebaliknya, bagi wilayah dengan sinyal kurang stabil diarahkan ANBK dengan sistem semi online. Sedangkan yang masih blank spot akan diarahkan menggunakan ANBK dengan sistem offline.”ANBK online maka langsung meangakses ke server pusat. Kalau semi online, dia itu soalnya dipindahkan ke dalam server (sekolah), nanti peserta mengakses ke server (Sekolah),” jelasnya.
”Kalau offline, kepala sekolah akan dihubungi lewat SMS, akan diberikan token offline. Tapi akan seperti apa nantinya, akan ada penjelasan lebih lanjut bagi sekolah yang ANBK secara offline,” lanjutnya.
Berbeda dengan UNBK maupun USBN, ANBK adalah pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah. Ada tiga instrumen dalam ANBK. Pertama, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Mengukur literasi dan numerasi peserta didik.
Kedua, survey karakter. Mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai sebagai hasil belajar non kognitif. Ketiga, survey lingkungan belajar. Mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang mendukung pembelajaran.
”Dalam ANBK, tidak ada siswa lulus siswa tidak lulus. Tidak ada guru hebat dan guru tidak hebat. ANBK tujuannya untuk memotret mutu dan sistem pendidikan kita. Tidak hanya murid, termasuk guru dan lingkungan sekolah,” pungkasnya. (PS)