SUMBAWA – Belum genap sebulan pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas, empat sekolah dalam Kota Sumbawa, harus kembali menerapkan sistem Belajar Dari Rumah (BDR) bagi siswanya.
Sekolah tersebut adalah, SMA Negeri 1 Sumbawa, SMA Negeri 2 Sumbawa, SMK Negeri 1 Sumbawa dan SMK Negeri 3 Sumbawa.
Diterapkannya kembali pola belajar sistem Dalam Jaringan (Daring) ini, bukan karena ada warga sekolah yang terpapar positif Covid-19.
Tapi karena keempat sekolah ini ditunjuk sebagai pusat pelaksanaan tes seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) tahap pertama, yang dimulai, Senin (13/09).
“Betul. Khusus empat sekolah tadi mulai ini (kemarin), semua siswanya BDR lagi. Cuman empat hari saja kok, sampai tanggal 16 September. Sekolahnya dipakai untuk tes P3K. Kalau sudah selesai, PMT Terbatas lagi,” ungkap Kepala Cabang Dinas (KSC) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa, Nasrullah Darwis, MPd.
Penerapan BDR ini menurut Nas, sapaan akrabnya, sesuai surat Kadis Dikbud, terkait penyelenggaraan ujian seleksi P3K di empat sekolah tersebut.
Meski peserta tes P3K ini sudah melaksanakan rapit tes, ia tetap mengingatkan pihak sekolah menyiapkan fasilitas pendukung Protokol Kesehatan (Prokes).
Ruangan tempat peserta tes juga harus diatur jaraknya. Begitu juga dengan kapasitas ruangan. Satu ruangan itu, ada yang isinya 15 sampai 20 peserta. Bahkan ada yang 55 orang, sebutnya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 2 Sumbawa, Sahyuddin, SPd, MA, Tesol, yang sekolahnya digunakan sebagai salah satu pusat pelaksanaan tes P3K, mengaku penerapan kembali BDR ini tidak terlalu menganggu aktifitas sekolahnya. “Nda ada masalah. Kan cuman empat hari kok,” ujarnya.
Sistem belajar dari rumah ini menurut Deden, sapaan akrabnya, tetap terlayani sebab sekolahnya sudah banyak pengalaman menerapkan pola belajar sistem Dalam Jaringan (Daring) ini.
Untuk pelaksanaan tes P3K lanjutnya, sekolahnya tetap menerapkan Prokes ketat. Yang diperbolehkan masuk ke lingkungan sekolah hanya peserta saja.
Ketika masuk ke lingkungan sekolahnya, seluruh peserta di cek suhu tubuhnya. Begitu juga saat hendak memasuki ruangan tes. “Di sekolah kami hanya satu ruangan yang dipakai untuk tes P3K. Kapasitasnya 40 peserta setiap sesinya,” pungkasnya. (PS)