SUMBAWA – Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makasar memberikan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) keselamatan dan kecakapan melaut kepada para nelayan di Kabupaten Sumbawa. Dalam pelaksanaannya, PIP Makasar menggandeng SMKN 1 Alas, salah satu SMK favorit di Sumbawa.
Diklat berlangsung di Hotel Parahyangan, Sumbawa selama enam hari. Terhitung dari Senin 7 Maret hingga Sabtu 12 Maret 2022 mendatang.
Selama Diklat, peserta akan dibekali dengan ilmu dasar keselamatan kapal tradisional (BST Kapal Layar Motor) serta kecakapan kapal tradisional penangkap ikan dengan pelayaran maksimal 60 mil (SKK 60).
Pihak penyelanggara menghadirkan tiga orang narasumber. Dua antaranya adalah dosen profesional dari PIP Makasar dan satu lainnya dari Syahbandar Makassar.
”Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan ini, peserta yang lulus akan memperoleh surat keterangan telah mengikuti pelatihan dan sertifikat,” ungkap Direktur PIP Makasar, Capt. Sukirno, diwakili Wakil Direktur I, Capt. Hadi Setiawan, MT, M.Mar Senin (7/3).
Dijelaskan Hadi, diklat pemberdayaan masyarakat ini merupakan amanat Presiden RI. Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 78 tahun 2014 tentang percepatan pembangunan daerah tertinggal dan Peraturan Pemerintah nomor 51 tahun 2012 tentang sumber daya manusia di bidang transportasi.
Dari kiri : Kepala SMKN 1 Alas, Budi Susilo, S.Pd, M.Inov, Wakil Direktur 1 PIP Makasar, Capt. Hadi Setiawan, MT, M.Mar dan Kepala KCD Dikbud Sumbawa, Nasrullah Darwis, M.Pd
Kegiatan bertujuan untuk melaksanakan amanat Peraturan Presiden nomor 56 tahun 2018 tentang percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional program pemerataan ekonomi melalui pendidikan, pelatihan vokasi di bidang pelayaran.
Selain itu juga bertujuan untuk memenuhi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepelautan serta mewujudkan pemerataan ekonomi melalui pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia pelayaran Nasional.
Pria asal Sumbawa itu berharap, Diklat dapat meningkatkan pengetahuan tentang keselamatan serta mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Sumbawa, khususnya para nelayan.
”Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa atas kesediaannya mendukung pelaksanaan diklat. Terimakasih kepada Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Badas Sumbawa, serta SMK Negeri 1 Alas yang membantu dan mendukung pelaksanaan kegiatan ini,” tandasnya.
Kepala SMKN 1 Alas, Budi Susilo, S.Pd, M.Inov menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari bakti SMK untuk masyarakat. Dalam hal ini, SMKN 1 Alas memfasilitasi nelayan di Sumbawa dengan PIP Makassar. Dengan begitu, kehadiran SMK dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Diklat 6 hari itu bertujuan untuk mengembangkan wawasan peserta dalam bidang Basic Safety Training (BST) kapal layar motor dan SKK 60 mil.
Peserta pelatihan terdiri dari nelayan yang tersebar mulai dari dari Labuhan Mapin, Pulau Bungin, Pulau Kaung, Labuhan Bajo, Pulau Medang, Labuhan Sumbawa, Gili Tapan, Sangur hingga nelayan di bagian Timur Sumbawa. ”Total 100 orang peserta,” sebut Budi.
Sebelumnya, Diklat serupa juga digelar tahun 2020 lalu. Pesertanya bahkan lebih banyak hingga mencapai 200 orang. Dia berharap kegiatan terus berlanjut hingga di tahun-tahun mendatang.
Sementara itu, Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa, Nasrullah Darwis, M.Pd, mengaku apresiatif dengan adanya Diklat. Terlebih dengan kehadiran SMKN 1 Alas sebagai fasilitator kegiatan. Dengan begitu, masyarakat dapat merasakan langsung kehadiran SMK di tengah-tengah mereka.
”Pada prinsipnya kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. SMK menjalankan sebuah kegiatan yang namanya bakti SMK, yaitu bentuk pengabdian kepada masyarakat. Keterlibatan SMK itu betul-betul nyata dan riel,” kata Nas.
Kemitraan semacam ini sudah seharusnya dilakukan oleh semua SMK. Mengingat SMK adalah lembaga pendidikan kejuruan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan siswa memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang tertentu.
“Sebagaimana pesan dari Pak gubernur agar bagaimana sekolah-sekolah itu aktif mencari pembiayaan di luar untuk pembiayaan di dalam sekolah. Sehingga pembiayaan itu tidak hanya terfokus pada anggaran Bos, BOP, Komite. Dengan pihak eksternal itu sesungguhnya banyak hal yang bisa dilakukan. Semakin sekolah itu bisa bekerjasama dengan pihak eksternal, maka sekolah itu sehat dan bagus,” ujarnya.
“Ini contoh yang baik. Semoga ini bisa ditiru oleh sekolah lain. Ini patut kita apresiasi,” tambahnya bangga. (PS)